Suami Durhaka Mati Mengenaskan
Warga sebuah kampung, sebut saja kampung Cihanjuang, suatu ketika dibikin heboh. baru saja selesai menguburkan jenazah Candra, tiba-tiba bumi berguncang seperti sedang terjadi gempa. Lebih kaget lagi, saat beberapa menit kemudian,mereka melihat tanah kuburan Candra yang masih merah itu memusar, menyedot apa saja yang ada di atasnya, teramasuk Jenazah Candra. Beberapa saat kemudian, tanahpun rapat Kembali. Apakah yang terjadi sama Candra selama hidupnya? Berikut kisahnya.
Pernikahan Candra dengan Hartati memang bukan atas dasar dorongan suka sama suka. Keduanya menikah karena sama sama dijodohkan oleh orang tua mereka masing masing. Kebetulan diantara mereka masih ada hubungan kerabat tapi sudah agak jauh.
Jadi tujuan perjodohan itu untuk lebih mempererat lagi tali persaudaraan yang hampir aja putus karena tak ada seorangpun yang dianggap pemersatu hubungan kekerabatan mereka. Selain pula pastinya soal warisan.
Selain itu, Suryadi, ayah Candra, juga berharap, dengan menikahkan Candra dan Hartati, maka Hartati akan bisa mempengarui dan merubah sikap Candra yang selama ini dikenal sebagai seorang pemabuk, hobi maen judi, biang reseh, dan sulit diatur oleh orang tua. Jadi kalo dinikahkan dengan Hartati seorang wanita solehah, kelakuan Candra yang sangat bertentangan dengan moral agama itu, diharapkan lambat laun bisa berubah. Begitulah harapan Suryadi saat itu.
Ternyata setelah mereka menikah, sikap Candra tetap saja tidak berubah. Bahkan semakin parah lagi. Hampir setiap malam dia selalu keluar rumah, kumpul sama teman temannya yang brandalan, mabuk mabukan dan maen perempuan. Sebagai seorang istri, tentu saja Hartati berusaha untuk menasehatinya dengan sikap yang lemah lebut. Tapi bukanya di dengar, malahan Hartati mendapat perlakuan kasar. Dipukul, dan ditampar, adalah hal yang biasa dilakukan Candra sama istrinya.
Suatu ketika, sudah lewat tengah malam, Candra belom juga pulang. Di telpon berkali kali ke ponselnya, nggak diangkat. Hartati jadi cemas. Takut Candra kenapa napa. Dengan setianya, diapun terus menunggunya sampe nggak tidur sampe Candra datang lewat tengah malam. Ternyata begitu datang, Candra sedang dalam keadaan mabuk. Parahnya lagi, dia pulang diantar oleh teman wanitanya.
Tentu saja sebagai wanita normal, Hartati merasakan hatinya teriris iris. Tapi perasaannya itu cuman dia simpan di dalam hati. Tak sekalipun dia berani berkata kasar, apalagi melawan sama suaminya itu. Tapi hal ini justru membuat Candra semakin menjadi jadi. Hartati dianggap sebagai kampungan dan bodoh, yang mau saja dinikahkan sama lelaki yang tidak mencintainya.
Kejadian seperti itu bukan cuman sekali aja terjadi. Di lain waktu, Candra membawa pulang lagi seorang teman wanitanya yang berbeda lagi. Kali ini sikap Candra lebih parah lagi. Hartati bukan cuman menerima perlakuan kasar. Bahkan harga dirinya sebagai istripun seolah diinjak injak. Candra dan teman wanitanya itu sengaja bermesra mesraan di depan mata Hartati. Parahnya lagi, si teman wanita nya itu ikut ikutan bersikap kasar kepada Hartati, surah suruh senaknya, seolah Hartati itu dianggap sebagai pembantunya. Hartati benar benar tidak berdaya.
Hartati sedih, berharap suaminya mau sadar. Dia pun seringkali berdoa, supaya Allah membuka hati dan menyadarkan suaminya agar kembali ke jalan yang benar. Tapi apa yang diterimanya, Candra malah marah marah, bahkan berani menampar saat melihat atau mendengar Hartati mengaji atau solat. Hartati dianggap buang buang waktu, kuno dan lain sebagainya.
Kabar tentang perlakuan Candra yang semena mena terhadap Hartati, akhirnya sampe ke telinga Maksum dan Siti Khadizah, kedua orang tua Hartati. Sebagai orang tua, tentunya mereka tidak tega anaknya diperlakukan seperti itu. Maksum pun menyesal telah memaksa Hartati menikah dengan Candra.
Pengen yakin dengan berita itu, merekapun lalu berkunjung ke rumah Hartati, menanyakan tentang kabar yang mereka dengar. Tapi Hartati membantah berita itu. Bahkan dia mengaku sangat bahagia dalam rumah tangganya bersama Candra. Maksum dan Siti Khadijah merasa lega.
Di lain waktu, Candra mengantar Hartati pergi ke pasar pake motornya. Pas lewat ke tempat dia biasa nongkrong, Candra diperolok olok teman temannya, karene membonceng Hartati yang pake jilbab dan kerudung. Candra diketawain, dibilang munafik, diluar tukang mabok, di rumah bininya kerudungan, dll. Pokoknya bikin Candra kesal, dan malu.
Sampe di rumah, Candra memaksa Hartati membuka jilbab dan kerudungnya. Tentu saja Hartati menolak. Candra marah. Hartati disiksa habis habisan, sampe dia harus dirawat di rumah sakit dan akhirnya meninggal.
Seminggu setelah meninggalnya Hartati, Candra mulai merasa kesepian. Tak ada lagi senyum Hartati setiap pagi, Gak ada juga yang Nyiapin sarapan. Candra bener bener merasa kehilangan. Tapi bukannya dia sadar dengan kesalahannya, malahan dia menyalahkan Allah. Kenapa aku ditakdirkan jadi orang yang penuh dosa. Candra bukannya bertobat malah maki maki Allah.
Sejak itu, Candra mulai keliatan sering melamun. Selalu kebayang oleh dia bagaimana sikap santun Hartati kepadanya. Sejak saat itu Candra keliatan jadi kayak orang sinting. Setiap sore kerjanya cuman nonkrong di jalan, mengganggu perempuan perempuan yang lewat, terutama perempuan yang pake kerudung. Tentu saja orang orang jadi merasa terganggu. Candra diseret dan diusir sama warga.
Besoknya, Candra masih mengulangi lagi perbuatannya yang kemarin. Dia kembali ngongkrong di pinggir jalan mengganggu orang orang yang lewat. Pas kebetulan ada seorang perempuan cantik yang lewat berkerudung. Candra langsung menganggunnya, menarik narik kerudungnya supaya dibuka. Tentu saja perempuan itu kaget dan berteriak teriak minta tolong. Orang orang pada berdatangan dikira Candra mau memperkosa atau merampok perempuan tadi. Candra dipukulin warga sampe babak belur dan dibawa ke rumah sakit. Akhirnya Candra mati dalam perjalanan.
Suryadi, ayah Candra, segera mendengar kabar meninggalnya Candra. Dia dan Sofiah, istrinya, segera datang ke rumah sakit. Keduanya shock saat melihat kondisi Candra yang mengenaskan. Suryadi dan Sofiah sedih, tapi mereka tetep ikhlas. Apa yang terjadi sudah merupakan kehendak Allah. Hanya ada satu yang mengganjal dalam hati mereka. Sebagai orang tua, mereka tak bisa mendidik Candra.
Jenazah Candrapun kemudian dibawa pulang ke rumah. Para warga berdatangan melayat. Beberapa orang diantara mereka mengurusi jenazah Candra.
Tiba tiba keadaan mendadak jadi ribut. Beberapa orang pemandi mayat berlarian takut meninggalkan tenda pemandian mayat. Mereka heboh, dari tubuh Candra keluar lalat dan belatung.
Tentu saja orang orang lainnya yang sedang berkumpul kaget. Penasaran merekapun melihat ke tempat pemandian jenazah. Alangkah kagetnya semua orang, karena ternyata tubuh jenazah benar benar dipenuhi belatung. Bahkan kondisinya sangat mengerikan, kelopak mata Candra nyaris keluar. Selain pula tercium bau busuk yang sangat menyengat. Semua orang membaca istigfar.
Suryadi dan Sofiah yang mendengar kabar itu, tentu saja sedih dan juga malu. Mereka tak menyangka anak kesayangannya mati tersiksa dan memalukan.
Seorang ustad mengerti keadaan Suryadi dan istrinya, lalu meneangkan dan menasehatinya. Apa yang terjadi sudah merupakan kehendak Allah. Tinggal kita ambil saja hikmahnya dari semua kejadian.
Sang Ustad kemudian berdoa, agar Allah mengampuni semua dosa dosa Candra. Ustad kemudian pergi melihat ke tempat kejadian. Alhamdulillah belatung dan lalat sudah menghilang.
Akhirnya jenazah Candra dibawa masuk lagi ke dalam rumah, dikafani dan dishalatkan. Tak lama datang seseorang yang ngasih tahu bawah liang lahat sudah siap. Jenazah Candrapun kemudian dibawa ke pemakaman.
Saat iring iringan jenazah ke pemakaman tidak jadi hal yang aneh. Perjalanan lancar sampai ke pemakaman.
Singkat cerita proses penguburan jenazah Candra sudah selesai. Ustad Safii tampak sedang memimpin doa. Tapi tiba-tiba mereka pada kaget dan ketakutan. Bumi mendadak berguncang dahsyat seperti ada gempa bumi. Pohon pohon di sekitar pemakaman pada roboh. Untung saja tak ada korban dalam kejadian itu.
Belum hilang rasa kaget merek, tiba-tiba tanah kuburan Candra yang masih merah seperti memusar. Lalu tanahnya pun urug tersedot pusaran. Tak lama kemudian, gempa pun berhenti. Anehnya, begitu gempa bumi berhenti, lubang tanah merapat Kembali seperti sedia kala. Taka da tanda tanda bekas kejadian. Semua warga heran. Baru kali ini ada kejadian seperti itu.
Para warga pun heboh membicarakan kejadian. Hampir semuanya bilang, kalo kejadian ini merupakan bukti Kuasa Ilahi untuk memperlihatkan azabnya karena dosa dosa Candra selama dia hidup.
Itulah kisah Candra sang suami yang durhaka. Mudah mudahan ada hikmah dan manfaatnya. Wassalamualaikum Wr. Wab.
Komentar
Posting Komentar